Arti Taukid
Tabi' (lafazh yang mengikuti) yang berfungsi untuk melenyapkan anggapan lain yang berkaitan dengan lafazh yang di-taukid-kan.
Contoh:
= Zaid telah datang sendiri.
Lafazh berkedudukan sebagai taukid yang mengukuhkan makna Zaidun, sebab kalau tidak memakai , maka ada kemungkinan yang datang itu utusan Zaid, bukan Zaid-nya, dan sebagainya.
Taukid itu mengikuti kepada lafazh yang di-taukid-kan dalam hal rafa', nashab, khafadh dan ta'rif (ke-ma'rifat-an) nya.
Taukid itu dengan memakai lafazh-lafazh yang telah ditentukan, yaitu:
- Lafazh nafsu (diri), seperti dalam contoh: (Zaid telah datang sendiri)
- Lafazh 'ain (diri), seperti dalam contoh: (Zaid telah datang sendiri)
- Lafazh kullu (semua), seperti dalam contoh: (kaum itu telah datang semuanya)
- Lafazh ajma'u (seluruh), seperti dalam contoh: (kaum itu telah datang seluruhnya)
- Lafazh yang mengikuti ajma'u, yaitu: akta'u, abta'u, absha'u (maknanya sama dengan ajma'u atau ajma'în), seperti dalam contoh berikut:
Faedah memakai lafazh-lafazh itu ialah, untuk menambah maksud taukid saja agar tidak diragukan.
Seperti perkataan:
= Zaid telah berdiri sendiri;
= aku telah melihat kaum itu semuanya;
= aku telah bersua dengan seluruh kaum itu.
Kata Nazhim:
Boleh pada isim dikukuhkan dan lafazh yang mengukuhkan harus mengikuti lafazh yang dikukuhkannya dalam semua bentuk i'rab dan ta'rif (ma'rifat)nya, tidak di-nakirah-kan karena ia terbebas dari lafazh yang mengukuhkan.
Lafazh taukid yang terkenal ada empat, yaitu: nafsu, 'ain, kullu dan ajma'u.
Selain lafazh itu adalah mengikuti ajma'u, yaitu akta'u, abta'u, dan absha'u,
Tiada ulasan:
Catat Ulasan